Kamis, 16 Juli 2020

Dear Cahaya...


Kamu pernah bilang "ga enak banget rasanya ditinggalin pas lagi sayang-sayangnya". Tapi ternyata, dengan berkata begitu, bukan berarti kamu ga akan ngelakuin hal yg sama. Karena tepat, kamu baru aja melakukan hal-hal ga ngenakin itu ke aku.

Kamu pernah bilang "kalau ada yang rusak itu diperbaiki bukan dibuang". Tapi ternyata, dengan berkata kaya gitu ga ngejamin juga kamu akan melalukan hal yang sama.

Kamu juga bilang "Tenang aja, ada aku di saat duka dan dukamu. Tell me". Kamu tau aku kehilangan banyak hal, dan aku kira kamu adalah hal-hal yang ga akan hilang. Aku salah, aku diperdaya kesombonganku sendiri.

Aku selalu tanya "bete ga?", "marah ga?", "capek ga?", "nyebelin ya aku?". Tapi kamu selalu jawab "ga marah kok", "gapapa kok", "it's okay". Tapi ternyata kamu simpan amarahmu dalam-dalam. Hal-hal yang ga pernah aku sadari, kamu pendam semua sendiri dan parahnya, aku kira, kita baik-baik aja.

Aku rasanya dikhianati pikiranku sendiri. Kamu adalah hal yang aku yakini ga akan pergi.
Tapi aku lupa, kamu juga manusia.
Entah di bagian mana, sampai sekarang pun masih ga ngerti salahku yang mana aja yg buat kamu lelah. Mungkin ga hanya satu atau dua.
Aku ga ingin mencoba membela diriku, apa yang aku yakini benar, atau apa yang kamu yakini benar.
Kita ga baik-baik aja, meski sebenarnya kita masih punya kesempatan untuk perbaiki semua
Tapi kamu bilang, kamu lelah.
Kita ga bisa lebih maju lagi dari ini

Setelah kamu pergi, ini bukan lagi tentang kamu, atau teganya kamu, atau jahatnya kamu.
Bukan.
Ini sudah tentang aku dan pikiranku sendiri.
Rasanya masih kaya mimpi
Ada kamu, sekarang ga ada lagi
Tapi akupun ga bisa memaksa
Semoga kamu temukan apa yang kamu cari
Semoga kamu pahami apa yang kamu yakini benar
Bagian paling menyedihkan buatku bukan saat kamu pergi, tapi saat bahkan ga aku temukan lagi aku di matamu.