Senin, 10 Juli 2017

Untuk yang Tak Sepantas Itu untuk Diperjuangkan

Tulisan ini sudah berbulan-bulan silam saya tulis, sampai lupa tepatnya kapan. Waktu lagi galau-galaunya, waktu dunia saya masih sesempit daun kelor, waktu masih....yagitulah. wkwkwk 😂
Kenapa baru di-publish? Karena baru kepengin sekarang, pas lagi buka-buka folder lama dan menemukan file usang ini. As simple as that. Hihiy


Cekidot.


Saya pernah begitu gigihnya berjuang
Mencoba menyelamatkan kapal yang hampir karam
Mencoba menuutup mata pada gumpalan gunung es yang menghadang
Saya pernah begitu berjuang
Memintamu tetap tinggal
Disini
Di tempat kamu pernah begitu nyaman merebah
Sekuat tenaga
Semampu yang saya bisa
Lalu saya disadarkan, bahwasanya berjuang tidak sesederhana itu
Apa yang pernah saya perjuangkan, justru menyakiti sisi diri saya yang lain
Nyatanya kamu tak ingin
Menjadikan hati saya rumahmu tuk menua
Nyatanya rasa itu sifatnya tak tinggal
Mudah datang, semudah itu juga pergi
Saya pernah begitu berjuang
Menggengam tanganmu kuat-kuat agar tak meninggalkanku sendiri
Nyatanya aku tak sampai
Genggamanmu telah terisi
Oleh ia yang mengisi seluruh ruang-ruang hatimu
Tidak ada tempat untuk saya, orang asing yang baru saja menerobos masuk dalam wilayah kekuasaannya
Saya pernah begitu berjuang
Lalu saya tersadar, saya tengah berjuang sendirian
Kaki saya pincang
Hati saya tinggal separuh
Separuhnya kamu bawa entah kemana
Saya berjuang
Meyakinkan keraguanmu atas apa yang kamu yakini
Saya menyerah
Kamu tidak sepantas itu untuk diperjuangkan
Kamu tidak selayak itu untuk dipertahankan
Saya menyerah
Saya tidak bisa memperjuangkan hati yang tengah berjuang untuk hati yang lain
Ketahuilah, ini menyakitkan
Tidak tau seperti apa bentuk hati saya kini
Lebih dari kecewa
Remuk
Hilang bentuk
Memperjuangkan orang yang salah itu menyakitkan
Saya hanya ingin kembali
Pada masa dimana tidak ada kamu
Disini
Saya hanya ingin kembali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar