Aku mengingat kembali, membuka lagi percakapan yg telah lama kami tinggalkan.
Ini bukan tentang seseorang. Bukan. Ini lautan.
Tempat dimana seluruh peluh berlabuh.
Peraduan untuk jiwa-jiwa yang kelelahan.
Ini bukan tentang siapa. Bukan. Ini lautan.
Tempat segala resah bersandar.
Tempat segala kesah menemukan pendengarnya.
Rupanya apa yg kusebut lautan itu begitu memabukkan.
Gelombang dan pasang tak tentunya datang.
Siapapun harus siap dengan perbekalan. Bukan hanya bermodal tekad dan sebilah sampan.
Lautan itu kadang tenang. Bak dininabobokan dalam pangkuan.
Birunya menyejukkan. Mendamaikan segala bentuk perbedaan.
Pekat.
Lekat.
Seperti awan dengan mendung yang menjadikannya hujan.
Lautan itu luas. Tiada batas.
Sejauh mata memandang yg bisa ditemui hanya damai dalam biru.
Lautan itu bak pelukan.
Jatuhlah sedalam-dalamnya, maka jiwamu tidak akan tenggelam. Di dalam sana, akan ada yg memelukmu dengan sejuta keindahan.
Lautan itu jauh, namun dekat.
Sedekat hati yang membuat mata menjadi jendela.
Dan aku jatuh berkali-kali, pada lautan di pelupuk matamu.
6 April 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar